Friday, April 11, 2008

Laut Air Bangis Terancam Limbah Sawit

Monitoring Degradasi Sungai Dan Teluk Air Bangis Dari Imunisasi Limbah Cair Pabrik Sawit Serta Upaya Rehabilitasi Dengan IPAL MSL-M

Aflizar, Amrizal, fazlimi, Edijoniarta
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbu Jl. Raya Tanjung Pati Km 7 Sumatera Barat
e-mail: aflizar_melafu@yahoo.com

ABSTRAK RENCANA PENELITIAN
Masalah limbah Pabrik Kelapa sawit di Kabupaen Pasaman Barat telah mulai mencemari sungai dan Laut di Teluk Sasak dan Teluk Air Bangis dimana air sungai mulai berbau busuk dan ikan di laut sudah banyak yang hilang menurut nelayan dan bagi masyarakt yang menggunakan sungai untuk MCK sudah banyak yang mengalami gatal-gatal. Penyebabnya adalah IPAL kolam anaerobik dari tanah yang dibuat Pabrik kelapa sawit (PKS) tidak efektif mengolah limbah cairnya karena hasil analisa Laboratorium Politeknik Pertanian Payakumbuh (1995) kwalitas limbah cairnya di outlet kolam anaerrobik dari tanah itu melebihi baku mutu yang ditetapkan pemerintah dimana BOD 23,85 ppm , COD 5500 ppm, TSS 15.800 ppm, minyak dan lemak 48 ppm, pH 8, suhu 40 -45oC, Fe 28 ppm sedangkan baku mutu dibolehkan menurut MENLH (1995) yaitu BOD 100 ppm, COD 350 ppm, TSS 250 ppm minyak dan lemek 25 ppm dan pH 6 – 9 bila dibandingkan maka BOD dan pH saja yang memenuhi baku mutu sedangkan COD, TSS , minyak dan lemak melebihi baku mutu sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Keadaan ini bertambah buruk karena menurut data Amrizal (2003) ada tiga pabrik kelapa sawit (PKS) beropersai di Kab. Pasaman Barat yaitu PKS milik PT. Perkebunan Nusantara VI di Simpang Tiga, PT. Bakrie Pasaman Plantation dan PT. Agrowisata dengan kapasitas rata-rata 35 ton/jam dan menghasilkan limbah cair 1,8 m3/ ton produk minyak sawit.
Untuk mengatasi pencemaran lingkungan ini berlanjut maka meningkatkan kinerja kolam anaerobik tanah perlu ditambahkan di outletnya IPAL MSL-MW (Multy Soil Layering Mewafu) yang berbahan baku tanah vuklanik dan biomaterial (aflizar et al 2006). Menurut Wakatsuki (1993) tanah vulkanik dapat difungsikan untuk mengolah limbah cair. Di Sumatera Barat, Tanah Vulkanik banyak ditemukan di sekitar Gunung Sago Payakumbuh, Gunung Merapi dan Gunung Singgalang di Padang Panjang , Gunung Talang Solok serta Gunung Talamau Pasaman Barat perkiraan luas > 2500 ha. Semua lahan ini hannya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pertanian dan hutan alam. Moko et al (1995) melaporkan biomaterial dapat menjadi bioabsorben dan karbon aktif untuk menyerap logam. Biomaterial lain ditemukan hampir diseluruh Kabupaten di Sumatera Barat dan tempurung kelapa sawit dapat diolah jadi biomaterial dimana satu pabrik ada 180 ton/bulan. Selanjutnya aflizar et al (2006) melaporkan bahwa IPAL MSL-MW berbahan baku tanah vulkanik, biomaterial dan pelet besi untuk mengolah limbah cair domestik (rumah makan) dapat menghilangkan BOD, COD, TSS, Nitrogen Total, Pospor Total secara berurutan 99,2%, 92,29%, 81,25%, 67,92% dan 30% serta merobah pH dari masam menjadi netral. Kinerja MSL-MW dikombinasikan dengan kolam tanah anaerobik dilapangan dapat meningkatkan efisiensi mengolah limbah cair pabrik kelapa sawit dibawah baku mutu tanpa penambahan bahan kimia yang mahal sehingga lebih efisien dan sederhana dalam manajemen dan operasional serta pencemaran lingkungan dapat teratasi.
Penelitian ini dilaksanakan dengan membuat prototip IPAL MSL-M dan dioperasikan untuk mengolah limbah cair pabrik kelapa sawit di laboratorium danlapangan .Analisa limbah cair dilakukan di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 (satu) tahun.
Penelitian ini dilakukan secara bertahap, yaitu pada tahun ke-1 (pertama) terdapat 4(empat) tahap penelitian : 1) Tahap pertama adalah pembuatan formula tanah campuran dari Tanah Vulkanik, biomaterial, pelet besi serta lapisan permeabel dari biomaterial dengan metode MSL-M, 2) Tahap kedua menentukan kondisi optimum penyerapan polutan dalam limbah pabrik kelapa sawit oleh IPAL MSL-M dengan mengatur parameter pH, aerasi , laju alir dan ikan survival., 3) Tahap ketiga pengujian efisiensi IPAL MSL-M dan baku mutu limbah cair pabrik kelapa sawit di inlet dan outlet IPAL MSL-M dengan parameter Minyak, Lemak, BOD, COD, TSS,EC, N-NH3, N-NH4, T-N, T-P, P-PO4, Fe, dan suhu 4} Monitoring air sungai dan teluk air bangis dari kandungan polutan yaitu Minyak, Lemak, BOD, COD, TSS,EC, N-NH3, N-NH4, T-N, T-P, P-PO4, Fe, pH, Total Garam. ORP dan suhu
Penelitian tahun ke-2 (kedua) terdapat pula 3 (tiga) tahap penelitian yaitu : 1) Tahap pertama Rekayasa IPAL MSL-M skala lapangan untuk mengolah limbah cair Pabrik Sawit berdasarkan formula optimum penyerapan polutan oleh IPAL MSL-M, 2) Pengukuran efisiensi IPAL MSL-M skala lapangan terhadap penyerapan zat polutan dari limbah cair pabrik sawit dengan parameter Minyak, Lemak, BOD, COD, TSS,EC, N-NH3, N-NH4, T-N, T-P, P-PO4, Fe, dan suhu 3} Monitoring air sungai dan teluk Air Bangis Tahun ke-2 dari kandungan polutan yaitu Minyak, Lemak, BOD, COD, TSS,EC, N-NH3, N-NH4, T-N, T-P, P-PO4, Fe, pH, Total Garam. ORP dan suhu setelah di install IPAL MSL-M di lokasi IPAL kolam anaerobic Pabrik Sawit.

TUJUAN KHUSUS
Penelitian ini akan menghasilkan alat model MSL-MW untuk mengolah limbah cair pabrik kelapa sawit tanpa penambahan bahan kimia buatan pabrik yang saai ini mahal harganya tetapi akan ditemukan penggantimnya dari formulasi tanah vulkanik dan biomaterial.
Tujuan khusus Tahun Pertama
1) Tahap pertama adalah pembuatan formula tanah campuran dari Tanah Vulkanik, biomaterial, pelet besi serta lapisan permeabel dari biomaterial dengan metode MSL-M
2) Tahap kedua menentukan kondisi optimum penyerapan polutan dalam limbah pabrik kelapa sawit oleh IPAL MSL-M dengan mengatur parameter pH, aerasi , laju alir dan ikan survival.
3) Tahap ketiga pengujian efisiensi IPAL MSL-M dan baku mutu limbah cair pabrik kelapa sawit di inlet dan outlet IPAL MSL-M dengan parameter Minyak, Lemak, BOD, COD, TSS,EC, N-NH3, N-NH4, T-N, T-P, P-PO4, Fe, dan suhu
4) Monitoring air sungai dan teluk air bangis dari kandungan polutan yaitu Minyak, Lemak, BOD, COD, TSS,EC, N-NH3, N-NH4, T-N, T-P, P-PO4, Fe, pH, Total Garam. ORP dan suhu
Tujuan khusus Tahun Kedua
1) Tahap pertama Rekayasa IPAL MSL-M skala lapangan untuk mengolah limbah cair Pabrik Sawit berdasarkan formula optimum penyerapan polutan oleh IPAL MSL-M
2) Pengukuran efisiensi IPAL MSL-M skala lapangan terhadap penyerapan zat polutan dari limbah cair pabrik sawit dengan parameter Minyak, Lemak, BOD, COD, TSS,EC, N-NH3, N-NH4, T-N, T-P, P-PO4, Fe, dan suhu
3) Monitoring air sungai dan teluk Air Bangis Tahun ke-2 dari kandungan polutan yaitu Minyak, Lemak, BOD, COD, TSS,EC, N-NH3, N-NH4, T-N, T-P, P-PO4, Fe, pH, Total Garam. ORP dan suhu setelah di install IPAL MSL-M di lokasi IPAL kolam anaerobic Pabrik Sawit.
PENTINGNYA ATAU KEUTAMAAN RENCANA PENELITIAN INI
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) beroperasi di Kabupaten Pasaman Barat saat ini adalah PKS milik PT. Perkebunan Nusantara VI di Simpang Tiga (Kapasitas 45 ton/jam), PT. Bakrie Pasaman Plantation (Kapasitas olah 30 ton/jam) di sungai aur dan PT. Agrowisata (Kapasitas Olah 30 ton/jam) di Sungai Aur Lembah Melintang, PT. Sawita (Kapasitas 45 ton/jam) di Air Bangis. Kab. Pasaman Barat daerah terluas memiliki areal perkebunan sawit di Sumatera Barat dimana 108.154 Ha milik swasta Nasional dan 34.080 Ha milik swadaya masyarakat (Dinas Perkebunan Kab. Pasaman, 2003).
Untuk menghasilkan 1 ton produk minyak sawit CPO maka akan dihasilkan Limbah Cair 1,8 meter kubik dan dari tiga pabrik PKS mengolah sebanyak 630.000 ton/tahun, dimana kwalitas limbah cair ini pada outlet kolam tanah anaerobik yang langsung mengalir ke sungai yaitu BOD 23,85 ppm , COD 5500 ppm, TSS 15.800 ppm, minyak dan lemak 48 ppm, pH 8, suhu 40 -45oC, Fe 28 ppm sedangkan baku mutu dibolehkan menurut MENLH (1995) yaitu BOD 100 ppm, COD 350 ppm, TSS 250 ppm minyak dan lemak 25 ppm dan pH 6 – 9 dimana kwalitas ini umumnya melebihi baku mutu yang dibolehkan. Hal ini berarti limbah cair PKS harus di proses lagi karena kolam tanah anaerobik tidak efktif dan efisien dan bila kejadian ini terus berlanjut maka peristiwa kematian masal ikan, udang, kepiting, kerang dan remis di teluk jakarta pada Mei 2004 bisa terjadi pula pada teluk Air Bangis dan Sasak Kabupaten Pasaman dan lebih jauh lagi peristiwa 100 warga disekitar Teluk Buyat Sulawesi Utara keracunan logam berat arsen (As) dan Mercuri (Hg) pada juli 2004 bisa pula terjadi pada teluk ini bila tidak segera dicarikan solusinya.
Kontaminan dapat dikelompokan secara sederhana kedalam sifat non-hazardous dan hazardous tergantung dari pada tingkat pengaruhnya pada kesehatan manusia dan lingkungan. Kontaminan bahan non hazardeus termasuk bahan organik seperti BOD (Biological Oksigen Demand) atau COD (Chemical Oksigen Demand), nitrogen dan pospor. Zat kontaminan bersifat hazardous termasuk kimia beracun seperti senyawa organik halogen seperti dioxin, PCBS (senyawa polichlorinated biphenyl ), PCE (tetrachloroethylene) dan logam berat seperti Cd, Pb, As,Hg ,dll) (Masunaga et al, 1998)
Pasal 43 (1) jo pasal 45 UU No.23 Tahun 1997 tentang ”Pengelolaan Lingkungan hidup” dengan pentapan baku mutu limbah cair mengisyaratkan pentingnya ditemukan material dan alat pengolah limbah cair bersifat ekonomis, efisien dalam opersional dan manajemen karena harga IPAL dan material penyerap racun yang sangat mahal membuat industri keberatan dalam mengolah serius limbah cair yang dihasilkannya.
Penemuan bahan alam yang lebih murah untuk mengabsorpsi racun dalam limbah cair PKS sebagai pengganti bahan kimia yang mahal seperti polimer dan karbon aktif menjadi komponen penting dalam konservasi lingkungan dan manusia oleh sebab itu pencarian material alam dan meningkatkan fungsi ekonomisnya sebagai penetral zat kimia beracun dalam limbah cair PKS menjadi suatu keharusan dimana mengadopsi teknologi MSL-MW (Multy Soil Layering Mawafu) salah satu jawabannya.
Dari hasil penelitian yang dilaporkan Aflizar et al (2005 dan 2006) memanfaatkan tanah vulkanik dan biomaterial, dimana disusun seperti batu bata berdasarkan metoda MSL-MW digunakan mengolah limbah cair domestik (Rumah Makan) hasilnya sangat efektif, dimana efisiensi penghilangan BOD (99,21%), COD (92,29%), TSS (81,25%), Total Nitrogen (67,92%) dan Total Pospor (30%) selanjunta pH berobah dari Masam mendekati Netral. IPAL MSL-MW sangat potensial sekali dikembangkan dengan biaya murah pembuatan dan operasional tanpa penambahan bahan kimia pabrik yang mahal karena material tanah vulkanik dan biomaterial berperan menggantikan peran bahan kimia dan ketersediaanya banyak terdapat di psaman Barat yaitu di Gunung Talamau dan Gunung Pasaman yang luasnya > 1500 ha sedangkan biomaterial dapat berasal dari arang tempurung kelapa sawit dari limbah sisa pengolahan dimana produksi total tahun 2003 untuk Pasaman Barat 1.68.998 ton/tahun dan sekitar 5% nya jadi limbah tempurung sawit yang tidak termanfaatkan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian pengolahan limbah cair Pabrik Kelapa Sawit yang lebih ekonomis dan sederhana dengan metode dan IPAL MSL-MW yang masih belum banyak diteliti guna mengatasi pencemaran akibat limbah cair pabrik pengolahan kelapa sawit di Pasman Barat dan Indonesia umumnya.

METODE PENELITIAN

TAHUN PERTAMA
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan melalui survei lapangan pengambilan Tanah Vulkanik dan limbah pertanian (kulit kemiri,tempurung kelapa sawit) dan biomaterial serta konstruksi IPAL MSL-MW di Kampus Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Pengambilan sampel Limbah Cair Pabrik kelapa Sawit di Pasaman Barat (PT. Bakrie Pasaman Plantation, PT. Agrowisata ) sedangkan analisis limbah cair PKS dilakukan pada Laboratorium TSAL Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh dan Litbang Industri (LIK) Ulu Gadut Padang. Penelitian ini direncanakan selama satu tahun.
Rancangan percobaan
Komposisi Material MSL-M yang akan di uji coba untuk mengolah limbah cair kelapa sawit dibuat 4 model prototip seperti tabel dibawah ini dan desain alat pada sub bab rekayasa MSL-MW


Monitoring Kwalitas Air Sungai dan Teluk Air Bangis
Survei langsung dilapangan dengan mengukur kwalitas air dari hulu sungai, tengah sungai dan hilir muara sungai yang diambil waktu tidak hujan dan dilanjutkan sampai pada teluk air bagus sebanyak + 10 sampel air yang dikumpulkan pada kedalaman 0 – 20 cm dari permukaan air sungai dan laut. Sampel air dilakukan analisa Minyak. Lemak, BOD, COD, T-N, T-P, pH, suhu dan total garam (TGT). Data dibandingkan dengan baku mutu. Juga dilakukan uji t.
Survei Sosial ekonomi pada masyarakat di Teluk Air Bangis

Survei dilakukan dengan wawancara langsung dengan stake holder yang terdiri dari nelayan, Petani, PNS. Pengambilan sampel diacak mulai dari anak sekolah SLTA sampai Umur 50 tahun. Data yang akan dicari: jumlah Kapal Nelayan, Lamanya musim Ikan, penghasilan, penyakit yang banyak diderita, sebelum dan sesudah adanya pabrik kelapa sawit membuang limbah ke sungai dan teluk air bangis.
TAHUN KEDUA
Rekayasa IPAL MSL-M untuk skala lapangan

Rekayasa IPAL ini dibuat dari beton semen berbentuk persegi panjang atau box plastik. Permukaan atas terdapat pipa distribusi limbah cair dan dasarnya ada lobang outlet limbah cair. Limbah cair ditempatkan pada bak Limbah cair dan dialirkan ke IPAL dengan tenaga pompa, IPAL MSL-M skala lapangan juga diberi aerasi yang dialirkan dengan pipa oleh aerator. Rekayasa IPAL dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Pada bagian dalam disusun menyerupai susunan batu bata dengan komposisi hasil terbaik dari percobaan laboratorium. Tanah campuran dibungkus dengan karung goni Terigu dan lapisan permeabel terdiri dari batu bata, batu bara,arang tempurung sawit , abu sekam atau lapisan permeabel terbaik dari hasil percobaan. Parameter yang diamati pH, ORP, suhu, laju alir, ikan survival dengan cara kerja disamakan dengan analisis percobaan laboratorium
Monitoring Kwalitas Air Sungai dan Teluk Air Bangis
Survei langsung dilapangan ke-2 dengan mengukur kwalitas air dari hulu sungai, tengah sungai dan hilir muara sungai yang diambil waktu tidak hujan dan dilanjutkan sampai pada teluk air bagus sebanyak + 10 sampel air yang dikumpulkan pada kedalaman 0 – 20 cm dari permukaan air sungai dan laut. Sampel air dilakukan analisa Minyak. Lemak, BOD, COD, T-N, T-P, pH, suhu dan total garam (TGT). Data dibandingkan dengan baku mutu. Juga dilakukan uji t.
Ucapan Terima Kasih
Kepada Hibah Bersaing DIKTI kami ucapkan terima kasih yang mau mendanai penelitian ini.
PUSTAKA ACUAN
Aflizar, Ismawardi . 2005. Pemanfaatan Tanah dan Biomaterial menjadi IPAL untuk pemurnian zat poluitan dalam Limbah cair Domstik . DUE-LIKE tahun 2005. Politeknik Pertanian negeri Payakumbuh.
Aflizar, Oktoyurnal. 2006. Meningkatkan efisiensi IPAL MSL-M dengan menambah lapisan tanah vulkanik, arang kulit kemiri dan biomaterial untuk menghilangkan polutan dalam limbah cair domestik dan air sungai. DUE-LIKE tahun 2006. Politeknik Pertanian negeri Payakumbuh.
Masunaga T., Wakatsuki T., Shirahama M, and Inaishi T. 1998. Hight quality water remediation by the Multy soil Layering Method. In Proceeding of the 12 th international conference on Chemistry for Protection of the environment, Z. Cao and L. Pawlowski (eds), Nanjing Univ. Press. pp. 303-309

1 comment:

SUNGAI TARAB said...

salam kenal kawan, sulit sekali mencari hasil penelitian yang membicarakan dampak lingkungan pengolahan sawit.

Email saya, andiko2002@yahoo.com